Further Discussion : Twittr : @CreativeLead_id & Like FanPage FB : CLI - Indonesia
Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian)
atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah
yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau
kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat
menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan.
Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan
secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari
teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa
variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir
harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul
variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di
dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas
asal-usulnya.
Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran
berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang
didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang
relevan. (2) Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan
dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori. (3)
Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk
gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel
penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang
digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran
ini terbentuklah hipotesis.
Dengan demikian, uraian atau paparan yang
harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara
asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau
memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di
antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan
untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.
Di dalam menulis kerangka berpikir, ada
tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka
konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma
adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan
(grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan
konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang
akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang
terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan
di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan
tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep
terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel
tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur
variabel-variabel yang bersangkutan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus
memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan
diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan
penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori
tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti
menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara
mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga
siap untuk diukur.
Walaupun dalam kerangka berpikir itu
harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka
operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu
kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi
pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai
dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan
variabel-variabel yang diteliti.
Agar peneliti benar-benar dapat menyusun
kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan
asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti
harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan
serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata
berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan
kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau
referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.
Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
- Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
- Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
- Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
- Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.
Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2011, Panduan Praktis Memahami Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.
0 komentar:
Posting Komentar